Perkuad-media.id, BATAM – Startup teknologi Arogya mengembangkan sistem yang mempermudah rantai pasok kebutuhan peralatan kesehatan di rumah sakit. Di masa pandemi, Arogya juga mengembangkan algoritma terkait vaksinasi.
CEO Arogya Victor Fungkong menjelaskan, teknologi artificial intelligence (AI) yang dikembangkan Arogya dapat menampilkan update jumlah vaksinasi di berbagai negara. Lebih dari itu, sistem pintar tersebut dapat memberikan prakiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target vaksinasi 70 persen populasi agar terbentuk herd immunity.
“Kita sebenarnya sudah 3 bulanan ini di website kita ada simulasi yang menunjukkan tingkat vaksinasi di suatu negara, hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di situ bapak ibu bisa melihat data vaksinasi per hari yang kita dapat secara faktual dari pemerintah,” jelas Victor dalam audiensi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Jumat (9/7/2021).
“Kemudian kita bisa simulasikan misalnya kalau kita melakukan vaksinasi 100 ribu orang per hari kita bisa mencapai tingkat vaksinasi seluruh penduduk kita berapa lama itu bisa disimulasikan,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan detikcom Jumat (9/7/2021), dashboard di website Arogya menampilkan rata-rata harian vaksinasi di Indonesia berjumlah 937.927. Adapun jumlah orang yang telah divaksinasi dosis pertama berjumlah 34.093.797 orang atau 12 persen dari total populasi.
Sistem AI Arogya memprediksi dengan rata-rata di angka 930 ribuan orang per hari, maka butuh waktu 156 hari atau sekitar 5 bulan agar 70 persen dari total populasi Indonesia memperoleh vaksin dosis pertama, atau tetap di akhir tahun 2021.
Arogya mengkalkulasi, jika pemerintah ingin menyelesaikan vaksinasi dosis pertama bagi 70 persen populasi dalam waktu 100 hari ke depan, maka rata-rata vaksinasi harian harus mencapai 1.431.033 orang per hari.
“Setiap hari data kita perbaharui terus,” tutup Victor seperti yang dikutip dari Detik.com.(LB)