Perkuad-media.id, BATAM – Pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terkena dampak pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
Melansir CNBC Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengemukakan pada tahun ini pemerintah telah menggelontorkan alokasi anggaran untuk mendukung pelaku UMKM sebesar Rp 161,2 triliun dalam pagu anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“21% atau Rp 161,2 triliun dialokasikan untuk dukungan UMKM,” kata Teten dalam keterangan tertulis, Minggu (15/8/2021).
Selain itu, pelaku UMKM juga mendapatkan bantuan presiden (banpres) produktif untuk 12,8 juta usaha mikro dan tambahan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebesar 3% dengan total alokasi Rp 3,45 triliun.
Meski demikian, pemerintah mencatat tidak semua pelaku UMKM terkena dampak pandemi Covid-19. Mereka yang berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital justru tumbuh secara signifikkan.
“Ada UMKM yang masih bisa berjualan namun omzetnya turun. Di luar itu, ada yang tumbuh yakni UMKM yang terhubung ke platform digital,” kata Teten.
Berdasarkan survei yang dilakukan Tempo Data Science (TDS) terkait praktik e-commerce di Indonesia pada periode Mei – Juli 2021, sebanyak 82% UMK berusaha mengoptimalkan penjualan aktivitas penjualan online mereka.
“Tidak ada hambatan berarti bahwa bagi para penjual dalam pemanfaatan platform pemasaran online. Minimnya barriers to entry memberikan keuntungan optimum bagi para UMKM untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah tersedia,” kata Peneliti TDS Ai Mulyani.
Survei tersebut juga menemukan fenomena para pejual yang cenderung multi-user atau memanfaatkan lebih dari satu platform di saat bersamaan. Situasi ini, tentu menjadi salah satu alasan ada sejumlah UMKM yang mampu bertahan.
Sumber : CNBC Indonesia