Perkuad-media.id, BATAM – Perwakilan pedagang dan cafe di Cilegon, Banten merebus batu dan mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah atas perpanjangan PPKM darurat yang diberlakukan pemerintah pusat.
Para pedagang dan pemilik cafe menilai kebijakan pemerintah saat ini tidak berpihak kepada rakyat kecil dan tak ada lagi solusi dalam mencari nafkah agar dapur tetap ‘ngebul’.
“Salah satu bentuk kami tidak bisa masak apa-apa lagi di rumah karena kebijakan pemerintah. PPKM tidak berpihak kepada kami, pedagang, karena sudah tidak ada jalan keluar. Mungkin cuma ini yang bisa kami gunakan,” kata perwakilan pedagang Irfan Hidayat ditemui di depan Caldera Cafe, Cilegon, Banten, Selasa (3/8).
Saat menggelar aksi merebus batu, perwakilan pedagang mengenakan kaos hitam dan membentangkan kain putih di depan Caldera Cafe. Menurut Irfan, pakaian hitam dan bendera yang dikibarkan, sebagai simbol menyerah pedagang atas kebijakan PPKM Darurat dan matinya dapur mereka.
“Pendapatan kami cuma Rp30 ribuan sehari. Menurut kami, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sudah tidak lagi kami rasakan. Kami berduka, tidak ada yang memperhatikan,” terangnya.
Meski ada bantuan yang diberikan, baik sembako maupun Bantuan Sosial Tunai (BST), tidak mampu membuat pedagang dan pemilik cafe bertahan menghadapi pandemi covid-19 dan badai ekonomi.
Mereka berharap pemerintah pusat peka terhadap jeritan pedagang kecil dan masyarakat lapisan bawah yang hidupnya makin terhimpit. Pelaku usaha kecil, terutama cafe berharap ada solusi agar usaha mereka tetap berjalan dan tidak gulung tikar.
“Tolong lah, pemerintah peka terhadap pedagang di lapangan. Kami coba berdikari, tapi dibatasi, coba cari solusi bukan menutup. Banyak teman-teman pengusaha yang tutup, gulung tikar,” ujarnya. (CNN Indonesia)