Perkuad-media.id,BATAM – Nenek 75 tahun di Pangkalarang, Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang rela ngelimbang (mencari timah) dan menerima jasa pijat urut, kerok demi bertahan hidup dan membiayai cucunya.
Dialah Sumarna atau yang akrab disapa Nek Jawe oleh orang sekitar.
Ditemui di kediamannya sejak sore Kamis (1/7/2021) hingga malam, tampak rumah panggung yang sederhana itu kurang lebih berukuran 3X4 tepat berada di atas sungai di Pangkalarang.
Rumah yang menjadi tempat ia berteduh setiap harinya itu terlihat bagian seng sudah menerawang sehingga air hujan turun membasahi lantai rumahnya.
Tempat tidurnya hanya beralaskan karpet dan kasur yang tipis, ruangan yang sempit tak sedikitpun Sumarna mengeluh dengan keadaan.
Berbalut baju bewarna putih dan Ciput di kepalanya, wanita lanjut usia itupun sangat antusias menceritakan kehidupan sehari-harinya.
“Keseharian ngelimbang, ngurut, ke pasar ngerokin orang kalau ada yang nyuruh,” ucap Sumarna sembari tersenyum tipis.
Kendati usia sudah 75 tahun, tidak membuat nek Jawe patah semangat dalam mencari nafkah. Dia tetap kuat mengais rejeki layaknya seorang wanita yang masih muda.
Padahal, usia seperti itu biasanya rentan terhadap penyakit dan kondisi fisik yang sudah melemah. Tapi tidak demikian yang dirasakan oleh Sumarna.
Dirinya juga pantang meminta-minta bantuan kepada orang lain selagi itu masih sanggup dia lakukan.
“Kalau ada yang beri membantu silahkan kita terima, tapi saya nggak mau minta-minta sama orang. Mendingan ngelimbang di TI (Tambang Inkonvensional) ketimbang minta-minta,” sebutnya.
“Dapatlah Rp150 ribu sehari kadang-kadang, Alhamdulillah untuk makan kita tidak minta-minta,” lanjutnya.
Tak jarang wanita lansia itu ngelimbang sampai malam demi untuk penghasilannya. Bahkan saat menuju ke lokasi tambang, Sumarna harus mendayung perahu kecil atau sampan.
Sumarna kini menghidupi cucunya yang bernama Awan (14) yang saat ini duduk di kelas 2 SMP.
Diketahui, orangtua dari Awan sudah meninggal dunia sehingga neneknya (Sumarna) menafkahinya.
“Tinggal sama cucu, orangtuanya sudah meninggal dunia, kalau bapaknya meninggal saat melaut,” ucap Sumarna sambil menangis.
Tak kuat menahan tangis, nenek 75 tahun itu tampak mengusap-usap air matanya mengenang kepergian anaknya.
Selain membiayai sekolah cucunya, terlepas dari adanya bantuan lainnya dari pemerintah, Sumarna juga belum lama ini bisa membelikan Handphone (HP) senilai Rp1 Juta-an untuk cucunya dari hasil ngelimbang, ngurut dan ngerokin orang.
(Bangkapos)