Perkuad-media.id, BATAM – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan sektor keuangan belum dapat berkontribusi optimal dalam mendorong pemulihan ekonomi saat ini. Hal ini lantaran sektor perbankan masih melakukan konsolidasi.
Sri Mulyani menjelaskan perbankan mendominasi sektor keuangan di Indonesia, yakni mencapai 70 persen. Namun, mayoritas perbankan juga masih tertekan dan tak dapat menyalurkan kredit di tengah pandemi covid-19.
Perbankan, kata Sri Mulyani, justru sedang melakukan proses restrukturisasi untuk nasabahnya. Restrukturisasi kredit dilakukan karena nasabah tertekan akibat covid-19.
“Ini berarti pertumbuhan kredit negatif, maka akan sangat sulit memulihkan ekonomi sebelum sektor keuangan memulihkan kreditnya,” ungkap Sri Mulyani dalam Opening Like It, Selasa (3/8).
Dengan konsolidasi dan proses restrukturisasi yang sedang dilakukan perbankan, kontribusi sektor keuangan terhadap pemulihan ekonomi saat ini rendah.
“Sektor keuangan dalam situasi yang belum berkontribusi untuk pemulihan secara kuat,” kata Sri Mulyani.
Untuk itu, ia berharap sektor keuangan bisa pulih secara bertahap. Pemulihan khususnya berasal dari penyaluran kredit perbankan.
Sementara, Sri Mulyani juga merasa sektor keuangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini khususnya dari rasio aset perbankan terhadap PDB.
“Semua dalam rasio terhadap PDB masih termasuk yang paling rendah di Asia dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina,” terang Sri Mulyani.
Di sisi lain, pasar saham terlihat sudah mulai bangkit. Ada beberapa perusahaan baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Saya harap itu akan menjadi tren yang semakin meningkat,” imbuh Sri Mulyani.
Kendati begitu, rasio pasar saham terhadap PDB Indonesia terbilang masih rendah. Dengan begitu, dampaknya terhadap pemulihan ekonomi tak signifikan.
“Kontribusinya belum bisa mendorong secara signifikan,” pungkas Sri Mulyani. (CNN)