Perkuad-media.id, BATAM – Rumah Limas Potong ini adalah salah satu tempat wisata yang terkenal dikota Batam, Kepulauan Riau. Rumah ini merupakan rumah adat yang dimiliki oleh Batam dan diresmikan menjadi rumah wisata sekitar bulan November 2011 kemarin.
Team perkuad-media.id, melakukan ziarah ke rumah adat (17/07/2021). Rumah adat ini termasuk dalam kategori rumah tradisional yang berasal dari tempat wisata yang berada di Kampung Teluk, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa.
Kami bertemu dengan seorang Narasumber pria lansia yang pada waktu itu ada dan melihat rumah tersebut dibangun. Dia mengatakan proses pembangunan rumah adat itu berlangsung dengan kisaran umurnya sekitar 8 atau 9 tahun.
Kehadiran ziarah kami pada waktu itu di terima sangat baik oleh Pak Durhazit dan masyarakat sekitar, dan terlihat Beliau sedang bersemangat menggerakkan seluruh jemari tangannya menganyam ketupat, karena menjelang 3 hari Idul Adha.
Pak Durhazit menjelaskan proses pembangunan pada waktu itu, menerapkan sistem gotong-royong. Terlepas dari paku, beserta bahan lainya yang terbilang kecil. Karena dari sistem gotong-royong itulah rumah ini selesai dengan kisaran waktu 1 tahun lamanya.
Apakah ada yang tahu kenapa dinamakan Rumah Limas Potong.? Mari kita telusuri.
Durhazit mengungkapkan keistimewahan dan keunikan dari nama Rumah Limas Potong, berasal dari atapnya yang memiliki bentuk limas yang dipotong-potong. Karena limas asli hanya berbentuk limas. Lanjut beliau, waktu itu tidak ada istilah-istilah dan nama yang terkenal dijaman sekarang dalam pembangunan rumah. Contohnya konsen dan lain sebagainya.
Ciri khas Rumah ini berbentuk panggung dengan ketinggianya sekitar 1,5 m. Bahan dari rumah limas ini hanyalah kayu yang berbentuk papan-papan. Kayu yang dijadikan papan tersebut adalah kayu meranti.
Ia juga mengatakan nilai sejarah yang tinggi dari warisan budaya ini membuatnya dijadikan sebagai situs dan warisan sejarah bagi kota Batam khususnya.
“Hanya ada 1 rumah adat yang ada di sini,” ucapnya saat ditanyakan sembari menceritakan kisahnya pada waktu itu.
Selain memiliki fungsi sejarah, tempat wisata ini memiliki fungsi pendidikan bagi kaum muda dan mudi untuk mempelajari dan mengulas kembali sejarah Rumah Limas Potong.
Sebelum anda bosan dan penasaran akan sejarahnya mari kita telusuri ungkapan dari Bapak Durhazit berdasarkan masa lampaunya pada waktu itu.
Rumah ini dibangun oleh Haji Abdul Karim. Seorang nelayan keturunan Kota Makasar yang sudah berdomisili lama di kampung tua atau kampung Melayu. Proses pembangunan dari 1958 sampai dengan November 1959. Karena pada waktu itu Haji Abdul Karim adalah seorang tukang sehingga dia bekerja part time dari profesi aslinya sebagai nelayan.
Di dalam Rumah Limas juga terdapat pajangan foto-foto sejarah singkat Raja Isak dan rumah Limas Potong tersebut. Bukan hanya itu melainkan barang-barang antik dan berbagai alat dan patung khas budaya Melayu.(LB)