Perkuad-media.id, BATAM – Museum Batam Raja Ali Haji merupakan museum sejarah kota Batam, museum ini dibuka (soft opening) bertepatan dengan Hari jadi Kota Batam ke-191 tahun pada Hari Jum’at tanggal 18 Desember 2020. Soft opening ditandai pembukaan tirai yang menutupi sketsa wajah Raja Isa atau Raja Ali atau Nong Isa.
Nong isa adalah penerima mandat Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah dari Kesultanan Lingga, untuk memerintah kawasan Nongsa dan sekitarnya pada 18 Desember 1829.
Pemerintah Nong Isa itulah menjadi tonggak lahirnya Kota Batam. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam Drs. Ardiwinata museum ini merupakan museum universal bukan museum tematik sejarah melayu, dan terdapat 13 lini masa yaitu:
Masa Riau Lingga, Masa Nong Isa, Masa Belanda, Masa Jepang, Masa Temenggung Abdul Jamal, Masa Kemerdekaan, Masa Kabupaten Kepulauan Riau, Masa Ibnu Sutowo, Masa BJ Habibie, Masa Kotatib Batam , Masa Otonomi Daerah, Masa Infrastruktur juga ada Khazanah Melayu. Ardi berharap dengan adanya Museum Batam Raja Ali Haji ini dapat menambah wawasan sejarah peradaban Kota Batam bagi pelajar/mahasiswa serta masyarakat Kepulauan Riau khususnya Batam.
Saat memasuki museum akan ada seorang tourguide museum yang akan menjelaskan secara detail tentang sejarah Kota Batam, museum ini terdiri dari 2 lantai yaitu lantai utama dan lantai bawah tanah, di lantai utama kita akan disuguhi gambar/foto sketsa Raja Ali Haji, Raja Isa, Dan Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah II serta benda-benda bersejarah khas melayu seperti Nasi Besar, Lilin Sambang, Bangkeng/Rukop, Ketor, Semberip, Embat-embat, Kaki Dian, Kupi, Pahar, Belanga, Tempayan serta paling utama adalah Cogan.
Cogan ini merupakan replika alat kebesaran kerajaan Johor, Pahang, Riau-Lingga terbuat dari emas dan perak bertahtakan permata, berbentuk seperti daun sirih, biasanya diarak beserta alat kebesaran lainnya saat penabalan atau pelantikan Sultan.
Di lantai utama ini juga diceritakan sejarah Kota Batam mulai dari masa Riau-Lingga, masa Nong Isa hingga masa Otonomi daerah. Di lantai Basement Kita akan melihat beberapa permainan rakyat melayu seperti Perahu Jong, Egrang bambu, Egrang Batok Kelapa,Telepon Kaleng, Patuk Lele/Canang, serta ada Kajang, Kajang ini biasanya digunakan oleh masyarakat melayu untuk berteduh diatas sampan.
Di lantai Basement ini pula terdapat Khazanah Melayu yang merupakan adat melayu dan permainan alat musik yang biasa dipakai oleh masyarakat melayu seperti Rebab, Kompang, Marwas, Gong, Gendang panjang, Gendang ibu, Gendang anak, Nafiri, Klenang, Erhu dan Gedombak. Tarian tradisional khas melayu yang terkenal adalah Makyong.
Masyarakat dapat berkunjung ke museum ini setiap hari kecuali senin. Waktu berkunjung dari jam 08.00 pagi hingga jam 16.00 WIB, sore,” jelas Pipin Tourguide Museum Raja Ali Haji.
Sumber: Kompas86.com
Editor: Lius Beda