Perkuad-media.id, BATAM – Bupati Aceh Selatan Amran menyesalkan ada tiga ekor harimau (Panthera tigris sumatrae) yang mati karena jerat yang dipasang di daerahnya.
Pasalnya, saat masih bergerilya di hutan pada masa konflik Aceh, Amran selalu merasa tertolong dengan keberadaan harimau.
“Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat,” kata Amran, seperti dilansir Antara, Jumat (27/8/2021).
Sebagai informasi, Amran merupakan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka.
Dia pernah menjabat sebagai Panglima Daerah GAM III Wilayah Lhok Tapaktuan.
Selama ini, kata Amran, masyarakat Aceh Selatan dikenal bisa hidup berdampingan dengan harimau.
Karena itu, dia yakin pemasang jerat yang membunuh satwa dilindungi itu bukan warganya.
Amran pun meminta agar penegak hukum mengusut tuntas kasus ini.
Sebagai informasi, tiga harimau ditemukan mati terkena jerat di tua titik terpisah dalam kawasan hutan di Gampong (desa) Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.
Sebanyak tiga harimau terdiri dari satu induk betina diperkirakan berusia 10 tahun dan dua anakan, jantan dan betina dengan usia diperkirakan 10 bulan.
Anakan jantan ditemukan mati terjerat di lokasi terpisah.
Lokasi satwa dilindungi itu mati berada di kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan areal penggunaan lain (APL).
Indukan dan anak harimau betina ditemukan mati lima hari setelah ditemukan. Sedangkan anakan jantan mati tiga hari saat ditemukan.