Perkuad-Media.id,BATAM – Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur, dr Dodo Anondo menyatakan pasokan oksigen masih aman untuk mencukupi kebutuhan rumah sakit rujukan Covid-19. Meski demikian, produsen oksigen diminta bersiap.
“Saya baru rapat tentang oksigen, oksigen juga terbatas. Sekarang di Jatim oksigen RS yang terdaftar itu sudah aman,” kata Dodo, kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/7).
Dalam rapat itu, kata Dodo, sejumlah stakeholder, salah satunya Polda Jatim menginstruksikan produsen agar siap mengirimkan pasokan oksigen ke seluruh rumah sakit rujukan selama 24 jam.
“Pesannya dari Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim tadi, produsen harus siap. Dan saya juga menambahkan pesan beliau ke produsen, biar produsen itu betul-betul siap 24 jam, pukul berapa pun mereka harus bisa nambah [pasokan],” ujarnya.
Kesiapan produsen ini, kata dia, adalah faktor yang penting sebagai langkah antisipasi terjadinya kelangkaan. Produsen harus siap jika sewaktu-waktu rumah sakit membutuhkan pasokan oksigen untuk perawatan pasiennya.
Rumah sakit pun diminta untuk terus berkoordinasi dan mengabarkan ketersediaan pasokan yang tersisa, agar ketika stok oksigen menipis, produsen bisa dengan cepat menyiapkan dan mendistribusikannya.
“Sekarang [RS] yang pakai tabung benar-benar harus lapor berapa jumlah yang diperlukan, kemudian tabung kosong harus dipersiapkan sehingga distributor oksigen ini bisa cepat ngambil, cepat ganti yang baru,” ucap dia.
Tak hanya rumah sakit rujukan Covid-19, produsen juga diminta siap memasok kebutuhan di sebanyak 26 rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan bagi pasien corona di Jatim.
“Kami juga memikirkan oksigen yang di RS lapangan. Dan RS lapangan di Jatim ada 26 dengan tempat tidurnya 1.400, ya ini harus disiapkan juga oksigennya,” ujarnya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito di Sleman, DI Yogyakarta, menjadi sorotan publik terkait permohonan mereka akan dukungan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 pada Sabtu (3/7).
Permohonan tersebut disampaikan Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto melalui surat yang ia tujukan kepada Menteri Kesehatan dan sejumlah pejabat terkait di DIY. Selepas permohonan itu, RSUP Dr Sardjito juga mencatat ada 63 pasien yang meninggal sepanjang Sabtu (3/7) hingga Minggu (4/7) pagi.
Publik kemudian menduga kematian puluhan orang itu lantaran kehabisan oksigen. Namun demikian, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan membantah bahwa tak semuanya yang meninggal akibat kekurangan oksigen. Ia menyebut, pasien yang meninggal pasca-oksigen central habis pukul 20.00 WIB jumlahnya 33 pasien.
Aceh Diminta Siapkan Cadangan Oksigen
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh mengingatkan Pemerintah Aceh untuk waspada terhadap kemungkinan melonjaknya angka Covid-19 di tanah rencong.
Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman mengatakan pemerintah juga perlu mempersiapkan cadangan-cadangan kebutuhan khusus, seperti oksigen sebagai persiapan bila terjadi lonjakan Covid-19 nantinya.
“Di Aceh sampai saat ini belum ada problem dengan oksigen. Tetapi kan tentu kewaspadaan kita berdasarkan apa yang awalnya kita lihat di India, Jawa, itu kan potensi terjadi di Aceh-kan sangat mungkin, bukan tidak mungkin,” kata Safrizal saat dikonfirmasi, Senin (5/7).
Safrizal menambahkan bahwa IDI Aceh yakin pemerintah punya perhitungan-perhitungan untuk mensuplai kebutuhan utamanya, seperti obat dan kebutuhan lain daripada penanganan Covid-19.
IDI juga mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, meski angka Covid-19 di Aceh cenderung menurun.
“Barangkali kalau tiga sampai empat minggu yang lalu kita sudah mulai agak ketat. Tetapi belakangan, sudah agak sedikit kendor mungkin karena kasusnya sudah di bawah 100 per harinya,” ujarnya.
Safrizal mengingatkan masyarakat agar tak lengah. Apalagi, Aceh saat ini terancam dengan virus Alfa dan Delta yang sudah ditemukan di Medan, Sumatera Utara.
“Jangan menghilangkan kewaspadaan kita. Tadi juga sudah diingatkan virus Alfa barangkali sudah banyak ditemukan di Medan dan kemudian virus Delta juga sudah banyak di Medan,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, dari hasil pemantauan tim pemantauan protokol kesehatan di Aceh menunjukkan pemakai masker di bawah rata-rata nasional.
“Tingkat kepatuhan memakai masker masih di bawah rata-rata nasional,” ujarnya.
Hingga kini secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Aceh sudah mencapai 19.571 orang. Dengan rincian, 3.533 dalam masa perawatan, 15.213 telah sembuh dan 825 orang meninggal dunia.
(Cn)