Pekuad-media.id,Tanjungpinang – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri menyampaikan, sekitar 18,8 persen anak di Tanjungpinang mengalami stunting atau tubuh kerdil berdasarkan hasil survei gizi tahun 2021.
Persentase itu sedikit lebih tinggi dari kasus tingkat Provinsi Kepri yang mencapai 17 persen.
“Berdasarkan survei gizi nasional tahun 2021, stunting di Tanjungpinang 18,8 persen,” katanya, Kamis (13/10/2022).
Elfiani menerangkan, stunting bukan hanya terjadi di Tanjungpinang, namun sudah menjadi isu nasional.
“Ini menjadi masalah setiap daerah karena stunting terjadi di tiap daerah,” terangnya.
Elfiani menjelaskan, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi, nutrisi dan kesalahan pola asuh.
Masih banyak orang tua yang belum memahami kebutuhan gizi dan nutrisi anak untuk tumbuh kembang anak.
Kemiskinan juga turut menjadi salah satu faktor penyebab orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi anak.
“Bisa (kemiskinan jadi salah satu penyebab) karena stunting ini konsumsi makanan yang kurang karena minimnya biaya, tapi ada juga kesalahan pola asuh,” jelasnya.
Elfiani menuturkan, untuk mencegah stunting, Dinkes Tanjungpinang rutin memberikan tambahan makanan bernutrisi kepada anak yang bergejala.
Dinkes juga memberikan obat penambah darah kepada remaja putri yang baru memasuki masa haid.
“Intervensi berupa tambahan makanan dan pemberian tablet darah,” tuturnya.
Selain itu, Dinkes Tanjungpinang juga kerap mensosialisasikan penanganan stunting kepada calon pengantin, calon ibu, dan ibu menyusui.
Elfiani pun mendorong agar orang tua rutin mengecek tumbuh kembang anak di fasilitas kesehatan terdekat seperti Posyandu dan Puskesmas.
“Orang tua bisa mengecek pertumbuhan anak sesuai tabel pertumbuhan dan membawa anak mengikuti pemeriksaan kesehatan rutin ke Posyandu,” tambahnya.
Sumber : Sijoritoday
Editor : Floresita Fatima