Perkuad-media.id, BATAM – Hari Dokter Nasional setiap tahunnya diperingati pada tanggal 24 Oktober oleh para dokter di seluruh Indonesia. Hari Dokter Nasional juga identik dengan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Biasanya, untuk merayakan Hari Dokter Nasional, para dokter membuat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan maupun kedokteran. Misalnya seperti pengobatan gratis, senam sehat, konsultasi kesehatan gratis, dan lain sebagainya.
Sejarah panjang Hari Dokter Nasional telah dimulai sejak tahun 1950. Bagaimana sebenarnya sejarahnya? Simak informasi selengkapnya berikut ini seperti dikutip dari situs Kementerian Kesehatan.
Hari Dokter Nasional: Dibentuk Sejak 1950
Peringatan Hari Dokter Indonesia berlangsung sejak tahun 1950. Tahun ini berarti sudah 67 kali momentum Hari Dokter Indonesia dirayakan.
Kata “dokter” ini diambil dari bahasa latin “docere” yang artinya “to lecture” atau mengajar. Selama lebih dari 1.000 tahun lalu di Eropa, sebutan dokter telah digunakan sebagai gelar terhormat. Kemudian, istilah dokter sendiri artinya yakni semua profesi medis yang sudah memiliki lisensi untuk praktik dalam menyembuhkan suatu penyakit.
Hari Dokter Nasional: Asal Usul Hari Dokter
Sebelum dibentuk dan diresmikannya Hari Dokter Nasional, sebenarnya organisasi Ikatan Dokter Indonesia sudah lahir terlebih dahulu, yakni pada tahun 1911.
Awalnya, perkumpulan dokter di Indonesia dinamakan Vereniging van Indische Artsen. Setelah kurang lebih lima belas tahun bekecimpung sebagai tenaga medis, akhirnya pada tahun 1926, organisasi tersebut berubah nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VIG).
Kemudian, tahun 1940, VIG menggelar sebuah kongres di Solo. Saat itu Prof. Bahder Djohan ditugaskan untuk membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Tiga tahun berikutnya, tepatnya saat masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.
Pada 30 Juli 1950, atas usul dari Dr. Seni Sastromidjojo, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia), dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menggelar sebuah pertemuan yang menghasilkan “Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI)”. Dr. Bahder Djohan menjadi ketuanya.
Pada tangga 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park, dan diresmikan pada bulan Oktober. Melalui muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI yang pertama.
Hari Dokter Nasional: Profesi Dokter Menjadi Sejarah Perjuangan Bangsa
Hari Dokter Nasional ini diperingati sebagai momentum untuk melihat kembali bagaimana pentingnya profesi dokter di Indonesia. Sebelum organisasi IDI terbentuk, para dokter di Indonesia sudah mencatatkan dirinya sebagai salah satu pahlawan dan pejuang kemanusiaan.
Nama besar dokter seperti dr. Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan nama-nama dokter lainnya telah tercatat dalam sejarah. Tidak hanya menyembuhkan penyakit, namun juga memerangi penjajahan di Indonesia oleh bangsa asing.
Jika melihat kembali pada masa perjuangan untuk merdeka, profesi dokter di Indonesia pertama kali lahir melalui keputusan Gubernemen No. 22 tentang penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie) pada tanggal 2 Januari 1849.
Kemudian, didirikanlah sekolah pendidikan dokter di Indonesia karena Pemerintah Hindia Belanda saat itu kesulitan melawan wabah malaria. Saat itu, 12 orang siswa diluluskan dan diberi gelar ‘Dokter Djawa’ setelah menempuh pendidikan selama dua tahun. Meski gelarnya dokter, lulusan-lulusan dokter tersebut hanya dipekerjakan sebagai ‘mantri cacar’.
Artikel ini telah diterbitkan oleh detiknews, dengan judul “Hari Dokter Nasional 24 Oktober, Simak Lagi Sejarahnya”
Sumber: Detik.com
Editor: Lius Beda