Perkuad-media.id, BATAM – Minggu, 02/05/2021 Di antara semua jenis diet yang Anda kenal, pernahkah mendengar nama sonoma diet?
Diet sonoma merupakan diet yang didasarkan pada diet mediterania dan menekankan makanan padat nutrisi dan utuh. Diet ini berfokus pada kontrol porsi dan makan sehat untuk mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan hanya dalam waktu 10 hari.
Diet sonoma dirancang oleh Connie Guttersen, ahli gizi terdaftar dan penulis dua buku – ‘The Sonoma Diet’ yang diterbitkan pada tahun 2005 dan ‘The New Sonoma Diet’ yang diterbitkan pada tahun 2011.
Diet ini berfokus pada makanan utuh dan rencana diet yang diklaim mmbantu Anda menghentikan kecanduan gula. Diet ini juga mengajari Anda untuk memuaskan hasrat Anda dengan makanan sehat.
Diet ini berfokus pada makanan utuh dan rencana diet yang diklaim mmbantu Anda menghentikan kecanduan gula. Diet ini juga mengajari Anda untuk memuaskan hasrat Anda dengan makanan sehat.
Diet Sonoma dinamai menurut wilayah negara anggur terkenal di California. Diet ini terinspirasi oleh diet Mediterania, yang berfokus pada “makanan bertenaga” seperti minyak zaitun, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran segar, ikan, unggas, kacang-kacangan dan polong-polongan. Selain pola makan yang sehat, pola makan juga berfokus pada pengendalian porsi.
Mengutip Boldsky, tujuan dari diet ini adalah untuk membuat Anda merasa kenyang sambil makan makanan sehat dalam porsi kecil untuk mendorong penurunan berat badan. Diet Sonoma terstruktur dalam tiga fase yang disebut gelombang; Gelombang pertama berlangsung selama 10 hari dan merupakan fase paling ketat, gelombang kedua memungkinkan Anda mencapai bobot ideal dan gelombang ketiga berfokus pada mempertahankan bobot tersebut.
Selama diet, Anda akan makan 10 “makanan bertenaga” yaitu blueberry, stroberi, anggur, bayam, paprika, brokoli, biji-bijian, tomat, minyak zaitun dan almond. Makanan ini kaya serat, vitamin, mineral, dan lemak sehat.
Selain itu, diet ini mendorong Anda untuk makan tiga kali sehari serta camilan sehat, tetapi hanya jika Anda mengidam makanan di antara waktu makan.
Gelombang 1
Fase ini adalah yang paling ketat yang berlangsung selama 10 hari. Ini dirancang untuk mendorong penurunan berat badan dengan mempelajari kontrol porsi dan menghilangkan makanan olahan dan manis.
Makanan yang harus dihindari:
- Biji-bijian olahan
- Lemak, termasuk yang ada di dalam mayones, margarin, dan soda, dan makanan penutup.
- Gula tambahan
- Dairy product
- Buah seperti mangga, peach, pisang, dan delima
- Sayuran seperti kentang, kacang, jagung, bit, wortel,
- Pemanis buatan
- Alkohol
Makanan yang harus dikonsumsi:
- Buah seperti blueberri, stroberi, apel, dan aprikot
- Sayur tak berpati seperti asparagus, kembang kol, tomat, brokoli, paprika, bayam
- Protein seperti telur, seafood, kacang, ayam atau daging
- Lemak sehat seperti minyak zaitun murni, alpukat, almond, walnut
- Gandum utuh
- Cottage cheese rendah lemak dan skim milk
- Minuman seperti air putih, kopi hitam, dan teh.
Tahap 2
Fase ini dimulai setelah 10 hari yang membantu Anda mencapai berat badan ideal. Semua makanan yang disetujui selama gelombang 1 akan dilanjutkan selama fase ini, tetapi makanan tertentu yang tidak diizinkan akan diperkenalkan kembali.Selain itu, olahraga harian dan pola makan yang penuh perhatian dipraktikkan selama fase ini.
Makanan yang disarankan:
– Semua sayuran kecuali kentang
– Semua jenis buah, kecuali jus buah
– Yogurt bebas lemak
– dark chocolate
– Red atau white wine (180 ml per hari)
Tahap 3
Ini adalah fase terakhir dari diet Sonoma, yang akan membantu Anda mempertahankan berat badan itu. Aturan gelombang 2 yang sama diterapkan di sini, namun makanan penutup dan manisan dapat dikonsumsi sebagai suguhan terbatas (jarang-jarang) sambil tetap membatasi makanan olahan. Kesimpulannya, apakah sonoma diet membantu menurunkan berat badan?
Sebenarnya tidak banyak penelitian tentang diet Sonoma untuk menurunkan berat badan. Namun diet Sonoma mungkin menawarkan hasil yang serupa dengan diet Mediterania. Yang harus diingat juga penurunan berat badan juga tergantung pada sejumlah faktor seperti aktivitas fisik, usia, metabolisme, kualitas tidur dan pengelolaan stres.
Sumber : CNN Indonesia