Perkuad-media.id,BATAM – Proses penertiban pasar induk Jodoh terhenti setelah adanya salah satu warga yang meninggal dunia diduga karena serangan jantung.
Salah satu warga Bony Ginting mengungkapkan, korban Friska Ginting (42) meninggal dunia setelah syok lantaran melihat kehadiran alat berat dan tim terpadu saat melakukan penertiban.
“Korban kaget melihat alat berat dan tim terpadu datang ke pasar Induk Jodoh. Bahkan sebelumnya belum ada pemberitahuan terkait penertiban ini,” ujar Bony Ginting.
Lanjut, Bony menyampaikan bahwa pihaknya mengaku, pada saat peristiwa itu terjadi tidak ada bantuan medis dari petugas sehingga keluarga berinisiatif untuk mengangkut jasad almarhum.
“Tidak ada sma sekali bantuan dari tim medis, ini murni warga yang mengangkat jenazah,” terang Bony.
Atas peristiwa ini, para warga meminta pertanggung jawaban dari kadisperindag sebab menurut para pedagang tidak adanya koordinasi dengan warga untuk melakukan penggusuran.
“Kami mempertanyakan mengapa di tengah PPKM saat ini pemerintah malah melakukan penggusuran. Kita meminta pertanggung jawaban Gustian Riau karena dia selaku penanggung jawab kegiatan ini,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Batam melalui tim terpadu yang terdiri dari TNI-Polri, Satpol PP dan Ditpam BP Batam kembali menertibkan pasar induk Sei Jodoh, Kecamatan Lubuk Baja, Senin (26/7/2021) siang.
Pantauan awak media, proses penertiban pasar induk Jodoh mendapatkan aksi protes keras puluhan para pedagang yang menempati area penertiban tersebut.
(kabarbatam)