Perkuad-media.id, BATAM – Walikota Batam, Muhammad Rudi, akan membawa dokumen Ranperwako RDTR kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai syarat pengajuan persetujuan substansi.
Sebab, Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kota Batam hampir rampung. Dokumen Ranperwako RDTR untuk 7 Wilayah Perencanaan Tahun 2021-2041 telah ditandatangani.
“Sekarang perencanaan tata ruang Kota Batam sudah menjadi satu kesatuan dan selaras antara Pemko Batam dan BP Batam. Besok saya akan berangkat untuk mengambil persetujuan atas RDTR,” jelas Rudi, yang dilansir Tribunnews.Batam, Rabu (15/9/2021).
RDTR yang disusun Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Kota Batam tersebut menampilkan detil tata ruang berskala 1:5.000 untuk tujuh wilayah, yaitu Nongsa, Batam Kota, Bengkong, Batu Ampar, Lubuk Baja, Sekupang dan Batu Aji.
Sementara itu, karena pertimbangan kepadatan penduduk dan anggaran yang terbatas, saat ini RDTR untuk lima wilayah lainnya (Galang, Bulang, Belakangpadang, Sei Beduk dan Sagulung), sedang dipersiapkan oleh BP Batam.
“RDTR ini untuk 20 tahun ke depan. Jadi sekarang tidak boleh asal bangun lagi, sudah ada perencanaannya,” ujar Rudi, yang juga menjabat sebagai Kepala BP Batam.
Menurutnya, dengan adanya regulasi RDTR, pembangunan fisik Kota Batam dapat lebih terarah.
Beberapa permasalahan seperti kawasan kumuh, rumah liar, serta titik-titik banjir dapat segera ditangani dengan mengacu pada pedoman RDTR yang ada.
“Mulai besok, siapa pun yang jadi pemimpin sudah punya fondasi awal, yaitu regulasi perda dan perwako RDTR. Ini akan langsung kami implementasi ke lapangan,” tegas Rudi.
Rudi juga menegaskan, kendati situasi pandemi masih berlangsung, pihaknya terus menggencarkan pembangunan fisik dan infrastruktur di Kota Batam. Ada tiga proyek besar yang tengah difokuskan saat ini, yaitu pengembangan bandara, pelabuhan laut dan rumah sakit.
Walikota Batam, HM Rudi mengungkapkan 3 proyek pembangunan yang masuk dalam daftar prioritas untuk segera direalisasikan di Batam.
Desember ini, rencananya akan dilakukan penandatanganan kerjasama antara BP Batam dengan konsorsium Angkasa Pura Airports – IIAC – WIKA. Jika kerjasama tersebut sudah tercapai, maka pembangunan terminal 1 dan 2 Bandara Internasional Hang Nadim Batam akan segera dimulai pada Januari 2022.
Selanjutnya, Rudi juga memfokuskan pembangunan pada Pelabuhan Batu Ampar.
Berbagai sarana dan pra sarana di pelabuhan laut tersebut sedang diperbaharui sehingga kondusif untuk dijadikan hub logistic kegiatan bongkar muat barang.
Sementara itu, terminal penumpang rencananya akan dipindahkan ke pelabuhan swasta Bintang 99.
Arah pengembangan pelabuhan ini bertujuan untuk menjadikan Pelabuhan Batu Ampar menjadi lebih aman, dan tertata.
Dengan lancarnya kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan, maka aktivitas perekonomian di Kota Batam pun akan semakin cepat berkembang.
“Kalau bandara sudah indah dan kapasitas pelabuhan meningkat, maka akses dari Batuampar menuju Bandara Hang Nadim akan kita buka menjadi jalan utama,” ujar Rudi.
Kemudian di area Sekupang, yaitu RS BP Batam, akan segera dibangun menjadi rumah sakit bertaraf internasional, dan menjadi rumah sakit terbaik di Kepulauan Riau.
Rudi membeberkan, saat ini pengajuan area RSBP Batam sebanyak 42 hektare akan dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK) Kesehatan, lengkap dengan taman dan trek untuk olahraga.
Beberapa proyek pembangunan ini tentunya membutuhkan dukungan infrastruktur yang layak.
Untuk itu, selain membangun pelabuhan, bandara dan rumah sakit, Rudi juga memfokuskan pembangunan akses jalan di Kota Batam.
Saat ini jalan di kawasan Batuampar telah diperlebar, sedangkan jalan di kawasan Southlink, Sekupang, masih dalam proses pengerjaan dan direncanakan akan terbentuk lima lajur.
Dengan begitu, mobilitas kendaraan pribadi ataupun kendaraan industri dapat lebih leluasa menghindari kemacetan.
Menurut Rudi, pembangunan infrastruktur ini dapat mengatasi masalah pengangguran di Kota Batam.
Dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun lebih dari gabungan Pemko Batam dan BP Batam, Rudi memprioritaskan kucuran dana pada sektor padat karya.
“Kami banyak membuka kegiatan padat karya, seperti pembangunan jalan. Ini bisa menyerap tenaga kerja, sehingga masyarakat Kota Batam yang sedang menganggur bisa memiliki pekerjaan,” tambah Rudi.
Ia berharap seluruh proyek pembangunan yang ditargetkan ini dapat selesai pada 2024 mendatang.
Dalam membangun Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang moderen dan tertata rapi, Rudi juga mengharapkan dukungan serta masukan setiap elemen masyarakat.
“Kenapa pembangunan ini bisa tetap berjalan meskipun saat pandemi? Karena sekarang ini semua elemen masyarakat dan pemerintahan berjalan seiringan. Maka saya membutuhkan dukungan dan masukan dari masyarakat Kota Batam semua,” tutup Rudi. (LB)