Perkuad-media.id,BATAM – sesungguhnya memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan, yaitu menjadikan kita manusia yang lebih bertaqwa. Senada dengan itu, menurut Agus Baro, salah seorang tokoh Muda Ikatan Keluarga Adonara (IKA) Kota Batam, Idul Fitri juga menjadi momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik dengan sesama. “Penyempurnaan hubungan vertikal dengan Allah itu lebih menjadi urusan AKU sebagai individu, tetapi membangun hubungan sosial itu menjadi urusan KITA bersama. Dalam perayaaan Idul Fitri, medium terpenting untuk membangun hubungan sosial itu ialah silaturahim. Tanpa silaturahim, Idul Fitri atau lebaran barangkali hanya akan menjadi perayaan biasa”, imbuhnya kepada Perkuat Media.
Dalam kapasitas kita sebagai makhluk sosial, Lebaran merupakan momen terindah untuk mensyukuri semua kenikmatan yang kita dapat seraya bersilaturahim. Namun, tahun ini ialah tahun kedua umat muslim merayakan Idul Fitri dalam situasi pandemi covid-19.
Namun menurut bung Agus Baro, seperti tahun lalu, kita pun mesti berbesar hati untuk membatasi silaturahim kita. Bermaafan tak harus bersalaman, bercengkerama tak harus sampai menciptakan kerumunan. Itulah ikhtiar kita untuk tetap membangun dan memperkuat persaudaraan, di satu sisi, sekaligus upaya meredam penyebaran wabah covid-19, di sisi yang lain. Kemenangan Idul Fitri yang kita raih setelah lulus ujian selama sebulan Ramadan mestilah mengandung dua makna krusial itu: silaturahim dan bangunan harapan bahwa pandemi segera berakhir.
Seperti diketahui, Ketua Ikatan Keluarga Adonara Kota Batam, Aldi Karim, sebenarnya telah merencanakan sebuah acara open house sebagai medium silaturahim bagi seluruh masyarakat Adonara di kota Batam. Namun acara tersebut dibatalkan karena IKA kota Batam ingin mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Batam dalam upaya pencegahan Covid-19 melalui Surat Edaran Walikota Batam Nomor 16 Tahun 2021. Oleh karena itu, menurut bung Agus Baro, pembatalan acara open house di rumah ketua IKA Kota Batam dengan pertimbangan pandemi covid-19 belum juga membaik sejatinya juga telah mengajarkan satu hal penting. Apa pelajarannya? “Bahwa memaksakan satu hal yang risikonya amat besar, sekalipun itu ibadah, boleh jadi mudaratnya jauh lebih besar ketimbang maslahatnya. Pun sebaliknya, menghindari atau menunda satu hal yang berisiko tinggi, sekalipun itu ibadah, maslahatnya mungkin lebih besar daripada mudaratnya,” imbuhnya kepada Perkuad Media.
Cara pandang seperti itu penting, apalagi Hari Raya Idul Fitri kali ini berlangsung tatkala kurva penambahan kasus covid-19 di Kota Batam masih belum juga melandai, bahkan belakangan melonjak. Kiranya kita tidak ingin hari besar tersebut justru menjadi momentum penularan. Sebaliknya, Idul Fitri seharusnya dijadikan momentum untuk menggugah kesadaran diri melalui introspeksi diri. Bahwa ternyata makhluk berakal yang bernama manusia bisa semudah itu dibuat tidak berdaya oleh makhluk berukuran mikro yang disebut virus.
Itulah sebabnya IKA Kota Batam terus menunjukkan komitmennya untuk bergandengan tangan dengan Pemerintah serta masyarakat dalam upaya mencegah penyebaran virus covid-19. Kita harus mengapresiasi kebijakan ketua IKA kota Batam ini, pinta bung Agus Baro.
Bangsa kita sedang dirundung masalah. Karena itu, tak perlu sewot meskipun silaturahim Lebaran kita dibatasi hanya melalui pesan Whatsapp atau media vitrual. Silaturahim, apa pun mediumnya, selalu menyimpan hikmah yang agung, yakni membangun kekuatan kita agar lebih percaya diri, terutama dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mari bersama membangun harapan untuk IKA yang lebih baik ke depan dalam semangat GELEKAT. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.
Sumber (Agus baro)